=>Teori atom
Menurut Rutherford, atom
terdiri atas inti atom dan elektron. Pada inti terdapat proton dan neutron.
Inti atom bermuatan positif, sedangkan elektronnya bermuatan negatif dan
bergerak mengelilingi inti. Teori ini ternyata ada kelemahannya. Pada tahun
1913, teori ini dilengkapi oleh Niels Bohr sehingga muncul teori atom
Bohr.
Menurut teori atom Bohr, atom
terdiri atas inti atom yang merupakan pusat massa atom dan muatan inti,
sedangkan elektron berputar mengelilingi inti pada lintasan tertentu dan dapat
berpindah dari lintasan yang satu ke lintasan yang lainnya.
Teori atom Bohr hanya dapat
menjelaskan spektrum atom hidrogen, setelah itu muncullah teori-teori baru
tentang atom yang dikemukakan oleh Louis de Broglie, Schrodinger,
dan Heisenberg yang dikenal dengan teori atom mekanika kuantum. Pada bab
ini akan dibahas tentang teori atom mekanika kuantum, bilangan kuantum, bentuk
orbital, konfigurasi elektron, diagram elektron, dan hubungan konfigurasi
elektron unsur dengan tempatnya dalam tabel periodik.
- Teori atom bohr dan mekanika kuantum
Teori Bohr
Seperti telah diketahui bahwa
menurut Max Planck radiasi elektromagnetik bersifat diskontinyu atau dalam
bentuk kuanta. Max Planck menurunkan persamaan untuk pernyataan tersebut
sebagai berikut:
Pernyataan tersebut bertentangan
dengan pandangan fisika klasik yang mengemukakan bahwa energi bersifat
kontinyu.
Untuk mengatasi perbedaan tersebut,
Niels Bohr melakukan penelitian dan mencoba menjelaskan dengan pendekatan
pemecahan spektrum garis hidrogen. Bohr menggunakan pendekatan Max Planck untuk
menjelaskan spektrum garis hidrogen.
Beberapa hasil penelitian Bohr
diantara adalah
- Elektron mengorbit pada lintasan tertentu dan dengan tingkat energi tertentu
- Lintasan orbit elektron berbentuk lingkaran dan disebut kulit
- Momentum sudut elektron yang mengorbit berharga kelipatan . Setiap elektron yang mengorbit mempunyai momentum sudut sebesar yang merupakan bilangan bulat positif dan disebut sebagai bilangan kuantum utama.
Bilangan kuantum utama menyatakan
kulit
Hubungan Lintasan, Kulit dan
Bilangan Kuantum
Pendekatan energi oleh Max Planck
dan fisika klasik
Niels Bohr
- Energi elektron berbanding terbalik dengan lintasan (kulit)
- Keadaan paling stabil adalah pada saat n = 1 yakni ketika elektron memiliki energi paling minimal
- Elektron berada dalam keadaan stasioner, tidak memancarkan dan menyerap energi, ketika elektron megorbit mengelilingi inti atom.
Apabila elektron berpindah dari
tingkat energi rendah menuju tingkat energi tinggi maka energi akan diserap
untuk melakukan proses tersebut. Elektron yang berpindah dari tingkat energi
rendah menuju tingkat energi yang lebih tinggi menyebabkan elektron
tereksitasi. Akan tetapi keadaan elektron tereksitasi ini tidak stabil sehingga
elektron kembali dari tingkta energi tinggi menuju tingkat energi rendah yang
disertai pelepasan energi dalam bentuk radiasi.
Model atom Bohr
Teori Bohr berhasil menjelaskan
spektrum garis atom hidrogen dan ion-ion berelektron tunggal seperti 2He+
dan 3Li2+. Akan tetapi teori Bohr juga masih menunjukkan
kelemahan yaitu tidak mampu menjelaskan spektrum garis atom berelektron banyak
dan sifat spektrum garis dalam medan magnet serta tidak dapa menjelaskan
garis-garis halus spektrum garis atom hidrogen.
Proses eksitasi dan emisi
Pada tahun 1923 Louis de Broglie
mengemukakan bahwa semua materi memiliki sifat gelombang dan setiap partikel
yang bergerak memiliki sifat gelombang dengan panjang gelombang tertentu.
Elektron yang bergerak mengelilingi inti, gerakannya seperti sebuah gelombang,
keberadaan dalam lintasannya tidak pasti. Hal ini tidak sesuai dengan yang
dikemukakan Bohr yaitu elektron bergerak pada lintasan tertentu.
Pada tahun 1926 Erwin Schrodinger
dan Werner Heisenberg mengemukakan teori bahwa lokasi elektron dalam atom tidak
dapat ditentukan secara pasti, yang dapat ditentukan hanyalah daerah
Kemungkinan keberadaan elektron. Oleh karena keberadaan elektron diperkirakan
dengan mekanika kuantum maka teori ini disebut teori atom mekanika kuantum.
- Bilangan kuantum dan bentuk orbital
2. Subkulit p terdiri dari tiga orbital
p. Karena nilai bilangan kuantum magnetiknya ada tiga yaitu –1, 0, dan +1.
Ketiga orbital ini mempunyai tingkat energi yang sama tetapi arah ruangnya
masing-masing berbeda. Jika digabungkan, ketiga orbital ini saling tegak lurus
satu sama lain. Bila digambarkan pada sistem koordinat kartesius yang memiliki
sumbu X, Y, dan Z maka orbital p yang terletak pada sumbu X disebut orbital px,
sedangkan yang terletak pada sumbu Y disebut orbital py. Begitu pula halnya
dengan orbital p yang terletak pada sumbu Z disebut orbital pz, perhatikan
gambar berikut ini!
4.
Sehingga
gambaran orbital p dengan bilangan kuantum azimut l =1 dinyatakan dalam gambar
berikut ini!
6.
7. Untuk mengambarkan orbital atom p,
ambillah 3 buah balon. Kemudian pilin (putar) pada bagian tengah balon. Lakukan
hal ini pada semua balon. Siapkan tali pengikat yang akan digunakan untuk
menggabungkan ketiga balon. Balon pertama diletakkan tegak lurus (vertikal),
sedangkan balon kedua diletakkan mendatar (horisontal), dan balon ketiga
diletakkan diantara balon pertama dan balon kedua. Bagian balon yang dipilin
harus berada di tengah-tengah ikatan dari ketiga balon yang diikat menjadi
satu. Pastikan bahwa ketiga balon ini terikat dengan kuat.
8. Subkulit d terdiri dari 5 orbital d
karena nilai bil kuantum magnetiknya –2, -1, 0, +1, +2. Seperti halnya orbital
p, orbital d juga memiliki tingkat energi yang sama tetapi arah ruangnya
masing-masing berbeda. Bila digambarkan pada sistem koordinat kartesius maka
ketiga orbital d menempati ruang antar sumbu pada koordinat kartesius tersebut.
Masing-masing orbital dinyatakan sebagai dXY, dXZ dan dYZ,
sedangkan dua orbital d lainnya terletak pada sumbu koordinat kartesius yang
masing-masing orbital dinyatakan sebagai dX2-Y2
dan dZ2. Bentuk kelima orbital d dapat digambarkan
sebagai berikut:
10.
Orbital
dZ2 terletak pada sumbu Z
Orbital dX2-Y2 terletak pada sumbu X dan Y
Orbital dXY terletak antara sumbu X dan Y
Orbital dXZ terletak antara sumbu X dan Z
Orbital dYZ terletak antara sumbu Y dan Z
Orbital dX2-Y2 terletak pada sumbu X dan Y
Orbital dXY terletak antara sumbu X dan Y
Orbital dXZ terletak antara sumbu X dan Z
Orbital dYZ terletak antara sumbu Y dan Z
11.
12. Untuk menggambarkan orbital d
yaitu : pada orbital d mempunyai 4 orbital dengan bentuk seperti 2 balon
terpilin yaitu dxy, dxz, dyz dan dx2-y2 dengan satu
bentuk orbital yang berbeda yaitu orbital dz2.
13. Sedangkan orbital f memiliki 7
obital seperti yang digambarkan sebagai berikut:
15. Dalam pengambaran orbital atom akan
semakin rumit, sebagai contoh penggambaran orbital atom pada atom-atom yang no
atomnya kecil seperti atom Li, Be, B dan C adalah sebagai berikut :
Pada teori atom mekanika kuantum,
untuk menggambarkan posisi elektron digunakan bilangan-bilangan kuantum. Daerah
kemungkinan elektron berada disebut orbital. Orbital memiliki bentuk yang
berbeda-beda. Untuk memahami bilangan kuantum dan bentuk-bentuk orbital
perhatikan uraian berikut.
a.bilangan kuantum.
Schrodinger menggunakan tiga bilangan kuantum yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimut (l), dan bilangan kuantum magnetik (m). Ketiga bilangan kuantum tersebut menjelaskan tingkat energi, bentuk, dan orientasi elektron di dalam orbital. Selain ketiga bilangan kuantum tersebut ada bilangan kuantum spin (s) yang menunjukkan perputaran elektron pada sumbunya.
- Bilangan kuantum utama (n)
Bilangan kuantum utama memiliki
lambang n. Harga n melambangkan tingkat energi elektron atau kulit elektron.
Harga n untuk berbagai kulit elektron yaitu sebagai berikut.
Elektron pada kulit ke-1, memiliki
harga n = 1.
Elektron pada kulit ke-2, memiliki
harga n = 2.
Elektron pada kulit ke-3, memiliki
harga n = 3
Elektron pada kulit ke-4, memiliki
harga n = 4
2. Bilangan kuantum azimut (l)
Bilangan kuantum azimut memiliki
lambang l. Bilangan kuantum azimut menyatakan tingkat energi elektron pada
subkulit. Subkulit elektron mempunyai lambang s, p, d, f. Huruf-huruf tersebut
berasal dari kata sharp (s), principal (p), diffuse (d), dan fundamental (f)
yang diambil dari nama-nama seri spektrum unsur. Harga l untuk berbagai
subkulit yaitu sebagai berikut.
Elektron pada subkulit s memiliki
harga l = 0
Elektron pada subkulit p memiliki
harga l = 1
Elektron pada subkulit d memiliki
harga l = 2
Elektron pada subkulit f memiliki
harga l = 3
Hubungan harga n dengan l adalah
harga l mulai dari 0 sampai dengan n-1.
Contoh:
Jika n = 1 maka l = 0.
Jika n = 2 maka l = 0, 1.
Jika n = 3 maka l = 0, 1, 2.
Jika n = 4, maka l = 0, 1, 2,
3.
3. Bilangan kuantum magnetik (m)
Bilangan kuantum magnetik memiliki
lambang m yang menunjukkan arah orbital elektron. Bilangan kuantum magnetik menyatakan
jumlah orbital pada subkulit elektron. Bilangan kuantum ini bernilai negatif,
nol, dan positif. Secara matematika harga m dapat ditulis mulai dari -l sampai
dengan +l. Harga m untuk berbagai l atau subkulit dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Harga m untuk berbagai
subkulit
Subkulit
|
Harga
L
|
Harga
M
|
Jumlah
Orbital
|
S
|
0
|
0
|
1
|
P
|
1
|
-1,
0, +1
|
3
|
d
|
2
|
-2,
-1, 0, +1, +2
|
5
|
f
|
3
|
-3,
-2, -1, 0, 1, 2, 3
|
7
|
Harga bilangan kuantum n, l, danm
untuk berbagai bilangan kuantum dapat
digambarkan seperti Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Harga bilangan kuantum n, l, dan m untuk berbagai bilangan
kuantum
4. Bilangan kuantum spin (s)
Elektron dalam orbital tidak hanya
bergerak di sekitar inti tetapi berputar pada
sumbunya. Perhatikan Gambar
1.1
Bilangan kuatum spin dengan lambang
s, menyatakan arah perputaran elektron pada sumbunya. Bilangan kuantum suatu
elektron di dalam orbital dapat memiliki harga spin + 1/ 2 dan – 1/ 2 , tetapi
berdasarkan kesepakatan para tokoh kimia, untuk elektron pertama di dalam
orbital harga spinnya = + 1/2.
Berdasarkan harga bilangan kuantum
dapat ditentukan berapa jumlah elektron maksimum yang dapat menempati subkulit
dan kulit. Perhatikan Tabel 1.3.
Tabel 1.3 Harga Masing- Masing
Bilangan Kuantum
Bagaimana cara menentukan harga
bilangan kuantum? Perhatikan contoh soal berikut!
1.Tentukan harga bilangan kuantum n,
l, dan m untuk elektron-elektron yang berada pada orbital atau subkulit
2s.
Penyelesaian :
Nomor kulit = 2
n = 2
Subkulit = s l
= 0
Harga m = 0. Jadi subkulit 2s
memiliki harga n = 2, l = 0 dan m= 0.
2. Suatu elektron mempunyai harga
bilangan kuantum n = 2, l = 1, dan m = +1. Terletak pada orbital atau
subkulit mana elektron tersebut?
Penyelesaian :Diketahui : n = 2
menyatakan kulit ke 2, l = 1 menyatakan subkulit p, jadi bilangan kuantum
magnetiknya (m ) = -1, 0, 1. Jadi elektron tersebut berada pada subkulit 2p dan
pada orbital ke-3.
3. Elektron terakhir suatu atom
menempati subkulit 3d, tentukan harga keempat bilangan kuantum dari elektron
tersebut?
Diket : subkulit 3d1,
berarti n = 3 dan l = 2,
m = -2,-1,0,1,2
s = +1/2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar